Pelanggan tidak peduli bagaimana sebuah
perusahaanmenyimpan informasi atau bagaimana data dari berbagai sumber harus
dikombinasikan untuk dapat memberikan apa yang mereka inginkan. Mereka bahkan
tidak peduli jika mereka telah menelpon ke tujuan yang salah. Yang diketahui
pelanggan adalah mereka ingin pelayanan yang prima dan menginginkannya
sekarang. Pelayanan yang prima dalam waktu yang tepat adalah customer
realtionship management.
CRM, kombinasi dari proses bisnis
dan teknologi, berusaha mengetahui seorang pelanggan perusahaan dari berbagai
perspektif : siapakah mereka, apa yang mereka lakukan, dan apa yang mereka
sukai? Apakah CRM penting untuk dapat mempertahankan perusahaan di era saat ini
(era pelanggan tidak pernah merasa puas)? Para pemimpin industri mempercayainya
demikian. Peningkatan persaingan, globalisasi, peningkatan biaya untuk
mengakuisisi pelanggan dan tingginya biaya pergantian pelanggan adalah isu
utama dalam industri-industri yang berbeda seperti layanan finansial,
telekomunikasi, dan retail.
Penelitian menunjukkan bahwa
manajemen yang efektif mengenai hubungan dengan pelanggan merupakan sebuah
sumber perbedaan kompetisi. Statistik seperti telah dikutip sebelumnya
menunjukkan pergerakan yang sangat besar dalam investasi CRM.
Ketika kompetisi semakin keras,
perusahaan-perusahaan terbaik kembali ke dasar : menciptakan nilai untuk
pelanggan. Saat ini banyak eksekutif perusahaan yang melakukan kontemplasi
mengenai isu penciptaan nilai yang baru. Pada tahun 1980an, pemotongan biaya dan
penurunan ukuran mencatatkan penghasilan perusahaan dan kinerja biaya barang.
Tetapi pada awal 1990an, para eksekutif menyadari bahwa kesuksesan tersebut
seperti membangun rumah di atas pasir. Selama perusahaan hanya fokus pada
pemotongan pertumbuhan, banyak manajer senior melihat bahwa semangat mereka
dalam melakukan perampingan telah menyebabkan mereka kehilangan kontak dengan
pelanggan mereka, yang menjadi menjauh. Masalah yang lebih rumit, pelanggan
yang tersisa telah tumbuh dan terus tumbuh, lebih canggih dan cerdas. Saat ini,
setiap keuntungan yang berdasarkan pada inovasi produk atau layanan berumur
semakin pendek, sebaliknya, terus menciptakan rencana nilai baru bagi pelanggan
adalah kunci untuk kelangsungan hidup di pasar yang semakin dinamis. Para
eksekutif harus bertanya apakah infrastruktur perusahaan mereka telah
memungkinkan pembuatan nilai tersebut.
Teknologi, dalam bentuk web,
telah nyata berperan sebagai katalisator untuk CRM. Layanan pelanggan dan alat
pendukung harus sering mengguncang dari kondisi tidak pasti. Fungsi teknologi
web sebagai katalisator utama, selama perusahaan-perusahaan takut mengalami
penurunan dan keholangan kontak dengan pelanggan-pelanggan mereka. Saluran
distribusi yang didirikan sedang dipermasalahkan dan beberapa bisa dihilangkan.
Para pesaing baru,seperti Yahoo dan AOL, dapat membangun nama merek mereka
dengan cepat, dengan keuntungan satu langkah pertama. CEO membaca adanya web
hebat pemula yang mengambil porsi penting dari pangsa pasar dari perusahaan
yang telah lama berdiri dan tidak ada satu pun yang ingin menjadi korban
berikutnya dalam sebuah studi kasus di sekolah bisnis. Para eksekutif harus
bertanya apakah perusahaan mereka infrastruktur CRM yang ada mendukung kinerja
bisnis di era internet (e-world).
Untuk alasan-alasan ini, CRM
telah mempunyai jangkauan lebih dari sebelumnya, dari alat penunjang
produktifitas penjual menjadi sebuah teknologi yang memungkinkan adanya
strategi e-relationship.
Perusahaan-perusahaan berlomba menggunakan teknologi untuk dapat membuat
perusahaan lebih dekat dengan pelanggan. Pada saat yang sama, pesaing
menggunakan teknologi untuk memutuskan jalinan tersebut. Sebagi hasilnya, pasar
untuk sistem CRM meningkat lebih dari 40%.
Terdengar klise, tetapi di dunia
sekarang saat pelanggan semakin cerdas dan persaingan semakin ketat,
satu-satunya jalan bagi organisasi yang ingin sukses adalah dengan
bersungguh-sungguh memfokuskan diri pada kebutuhan pelanggan. Untuk mempertahankan
pelanggan terbaik, perusahaan harus berkonsentrasi pada penciptaan saluran
distribusi yang baru yang lebih cepat dan efisien, menangkap data pelanggan
dalam jumlah besar, dan mengintegrasikan data tersebut untuk menciptakan sebuah
pengalaman unik bagi pelanggan. Dorongan untuk pelanggan, seperti pamflet
program untuk pelanggan setia dan program “ buy
one get one free punch cards”, sudah tidak cukup sukses untuk menarik minat
pelanggan. Kecuali dengan mengintegrasikan prasarana penjualan dan pelayanan
dengan semua aspek operasional yang dapat memberikan harapan manajemen
perusahaan melihat perubahan dalam hal hubungan dengan pelanggan. Masih sedikit
perusahaan yang berhasil fokus pada pelanggan, sebuah kenyataan bisnis, untuk
tiga alasan penting. Model bisnis sebelumnya tidak membutuhkan fokus pada
pelanggan, teknologi yang ada sekarang dulu belum ada, dan perlawanan
perusahaan untuk merubah model bisnis masih sangat tinggi.
Tujuan bab ini adalah menjelaskan
konsep organisasi multichanel. Dengan
tambahan, kami mendiskusikan aplikasi yang yang mendukung model bisnis yang
fokus kepada pelanggan dan bagaimanan sistem dan praktik marketing harus
dipekerjakan ulang dalam rangka mendukung lingkungan e-commerce.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar